KONTAN.CO.ID - Produk perawatan yang bebas paraben dan sodium lauryl sulphate (SLS) banyak diburu pelaku gaya hidup sehat dua tahun terakhir. Paraben dan SLS merupakan bahan kimia yang umum digunakan untuk membuat sabun, shampo, deterjen, pasta gigi dan kosmetik. Pasalnya, penggunaan kedua bahan tersebut secara terus-menerus bakal membahayakan kesehatan kulit. Kondisi ini membuka peluang bagi aneka produk perawatan berbahan alami, berupa buah, essential oil maupun tumbuhan.
Salah satu produknya adalah sabun handmade alami atau handmade soap. “Handmade soap ini sebenarnya sudah terkenal di luar negeri. Sementara, di Indonesia baru mulai akhir-akhir ini,” jelas Martha Airin, pemilik Marrel Handmade Soap asal Semarang, Jawa Tengah.
Martha mulai membuat handmade soap sejak September 2017, setelah membaca ada peluang dari sabun berbahan alami di sini. Selain belum banyak pelaku usaha yang melirik, tren gaya hidup sehat juga makin berkembang.
Marrel Handmade Soap menjual sabun batangan berbahan alami dengan aneka aroma dan bahan dasar. Aneka produk handmade soap Marrel seperti charcoal tea tree, orange soap, milktea soap, mango coconut soap, coffee soap, lavender soap, calendula soap dan lainnya.
Ia menjual dengan harga Rp 30.000–Rp 35.000 per bar. “Waktu awal jualan, saya juga takut kalau harganya kurang cocok di pasar Indonesia, apalagi di Semarang. Ternyata setelah coba dipasarkan peminatnya banyak juga. Konsumen paling banyak dari Semarang, Bandung, Jakarta. Ada juga dari Sumatra dan Kalimantan,” tutur Martha.
Ia mengaku, saat bulan Desember 2017 lalu pesanan handmade soap buatannya sampai 500 bar. Sedangkan, di pekan biasa, pesanan handmade soap bisa mencapai 100 bar sebulan. “Yang jelas setelah Desember itu pesanan mulai banyak, mungkin sudah banyak orang yang tahu juga. Sekarang sebulan bisa lebih dari 100 bar yang dijual,” kata Martha.
Mulai banyaknya peminat handmade soap ini juga diakui oleh Yenny, pemilik Honje Soap asal Bandung, Jawa Barat. Sama seperti Martha, Yenny memulai bisnis handmade soap akhir 2017 lalu. "Pas awal-awal jual yang pesan ya 50 - 80 buah per bulan. Sekarang peminatnya makin banyak, naik dua kali lipat," ungkapnya.
Honje Soap menawarkan handmade soap dengan aneka aroma, yakni ombre soap, annatto seed soap, tiger swirl soap, army soap, pink flower soap dan banyak varian lainnya. Harga yang dibanderol Rp 110.000 per box, satu box berisi 3 buah sabun. "Kami jual per 3 buah dan dikemas di gift box. Konsumen juga bebas pilih mau sabun varian apa," ujar Yenny.
Honje Soap juga menerima pesanan suvenir untuk acara tertentu seperti pernikahan, ulangtahun, wisuda dan sebagainya. "Untuk pemesanan minimal 500 bar, kami punya harga khusus. Per bar harganya Rp 17.000. Kalau pesanan di bawah itu kena harga normal," tandas Yenny. Tak hanya membuat sabun batangan alami, perempuan asal Bandung ini juga membuat sabun cair yang di jual Rp 15.000 per botol berisi 250 mililiter (ml).
Editor: Johana K.
0 Response to "Wangi aromanya, semerbak bisnis skincare organik"
Posting Komentar