Memburu batu hiasan di Rawa Buntu (3)

KONTAN.CO.ID - Meski taman menjadi bagian dari rumah tinggal, penjualan batu alam dan tanaman hias di sentra Rawa Buntu, Tangerang Selatan ini tak terpengaruh oleh tren penjualan properti. Seperti saat ini, saat penjualan properti seret, tetap ada pembeli yang menyambangi gerai para penjual batu alam ini.

Anwar, salah seorang pedagang batu alam di sana mengatakan, tren penjualan properti tak berpengaruh banyak pada penjualannya. Sebab, biasanya pembeli batu alam, tanaman dan hiasan taman lainnya adalah konsumen yang sudah lama menghuni rumah mereka. "Biasanya, mereka sudah bebas renovasi," ujarnya.

Hanya, dia mendapati, penjualan saat ini tak seramai tahun-tahun lalu. Walau masih ada saja pembeli yang datang setiap harinya, namun penurunan omzet justru dialami para pedagang.

Haji Maih, pedagang lainnya mengaku, tahun ini omzetnya tak stabil. "Tahun-tahun lalu, omzet bisa lebih dari Rp 30 juta, tapi sekrang kurang dari jumlah itu," terang dia.

Salah satu penyebab turunnya penjualan ini lantaran para pedagang kesulitan mendapatkan stok batu alam. Cuaca yang tak menentu berimbas pada pasokan batu alam. Apalagi, musim hujan menyebabkan pasokan batu alam dari daerah-daerah di luar Pulau Jawa ini seret.

Alhasil, seringkali Maih dan Anwar kehabisan stok batu alam yang diinginkan konsumen. Bila stok sedang kosong, mereka lantas menawarkan sistem pre order bagi konsumen dengan batas waktu satu hingga dua minggu. "Biasanya, konsumen rela menunggu sampai barang yang mereka inginkan datang," ujar Anwar.

Selain kesulitan mendapatkan stok, kendala lainnya adalah biaya pengiriman yang selalu merangkak naik. Namun, ini bukan hal baru, karena kenaikan ongkos kirim selalu terjadi tiap tahun. "Naiknya berkisar Rp 100.000-Rp 200.000," kata Maih. Mereka pun menyesuaikan kenaikan ini dengan mengerek harga jual atau mengurangi keuntungan.

Untuk mempertahankan kelancaran usaha, baik Anwar dan Maih harus jeli melihat tren yang berkembang. Seperti saat ini, mereka lebih banyak menyediakan batu andesit dan palimanan yang cocok untuk rumah gaya minimalis. "Kedua batu itu yang sering dicari konsumen," kata Maih.

Soal makin bertambahnya penjual batu alam di sentra ini, sebagai pioner Maih dan Anwar tak pernah ambil pusing. "Buktinya, omzet selama ini masih lumayan," kata Maih.

Dengan banyaknya pedagang, konsumen justru mengetahui keberadaan sentra ini. Selain itu, konsumen bisa menemukan banyak pilihan di sini, karena masing-masing pedagang punya produk yang unik.

Maih bilang, tak ada persaingan antar pedagang.  "Jika ada barangnya, dijual lebih mahal tak masalah. Yang jadi masalah bila produk yang dijual dibawah standar," ujar Maih.  

(Selesai)


0 Response to "Memburu batu hiasan di Rawa Buntu (3)"

Posting Komentar