Memburu batu hiasan di Rawa Buntu (2)

KONTAN.CO.ID - Sudah bercokol sejak sepuluh tahun silam, sentra batu alam dan tanaman hias di Rawa Buntu, Tangerang Selatan ini tak pernah terlihat sepi pengunjung. Seiring berkembangnya kawasan permukiman di sekitar sentra, pasar bagi produk perlengkapan taman ini pun kian membesar.   

Alhasil,  selalu saja ada pembeli yang menyambangi gerai-gerai perlengkapan taman tersebut. Bahkan, Anwar, salah satu pedagang di sentra itu menyebut, setiap hari selalu ada konsumen di kiosnya. "Pasti ada satu atau dua unit barang terjual setiap harinya," ujar dia.

Pada akhir pekan atau libur panjang, pengunjungnya pun akan lebih banyak yang datang. Maklum, meski sudah punya tanaman hias dan taman di rumahnya, ada saja keinginan konsumen untuk menambah jenis baru atau merombak taman yang ada supaya tampak lebih segar. "Mereka biasanya akan datang jika taman ingin dipoles lagi mengikuti tren terkini," kata Anwar.

Selain itu, banyak juga konsumen yang datang dengan tujuan membuat taman di rumahnya. Maklum, banyak pengembangan hunian di  kawasan Tangerang Selatan ini terus berjalan. Pemilik rumah baru pun ingin mempercantik huniannya dengan sebuah taman yang hijau dan asri.    

Karena potensi dari munculnya rumah-rumah baru ini, pedagang tanaman hias dan batu alam di Rawa Buntu seperti tak mengenal masa surut. "Saya tidak pernah putus asa di bisnis ini. Yang penting, selalu siap melihat situasi dan kondisi, serta kebutuhan konsumen," ungkap Anwar.

Segendang sepenarian, Maih, pedagang batu alam di sentra, itu juga menyatakan peluang penjualan komponen pengisi taman dan perlengkapannya ini selalu ada. Bahkan, meski jumlah pemain baru bermunculan, dia tetap menuai banyak pelanggan.  "Sekarang, meski banyak pedagang, Alhamdulillah penghasilan ada terus," katanya.

Para pedagang di sentra ini memang tak saling bersaing. Dalam menetapkan harga jual barang dagangannya, mereka menyepakati patokan harga tertentu. "Sudah Dipastikan tidak ada yang lebih murah dan lebih mahal, sehingga persaingan antar penjualan  sentra tetap berjalan dengan baik. Ini strategi kami di sentra ini," jelas Maih.

Dia pun mengatakan, biasanya pembelinya adalah pemborong dari proyek bangunan. "Kebetulan di daerah Bumi Serpong Damai masih banyak perumahan-perumahan baru," jelasnya.

Dalam sehari, para pedagang di sentra tanaman hias dan batu alam di Rawa Buntu ini bisa mendulang omzet lumayan. Besaran nilainya berkisar  antara Rp 700.000- Rp 1 juta per hari.

Maih dan Anwar mengatakan, mereka belum melakukan promosi secara langsung keberadaan gerai batu alam dan tanaman hias. Baik itu promosi melalui iklan ataupun di media sosial.  

Setiap ada model baru, para penjaja batu alam ini hanya memasangnya di bagian depan gerai. Tujuannya, supaya terlihat langsung oleh orang-orang yang lewat. Nyatanya, cara ini jitu untuk menarik minat pelanggan.

Termasuk, dengan membuat contoh-contoh taman mengikuti tren desain terkini. Padahal, biaya untuk membuat contoh taman itu tak sedikit.   

Selain itu, mereka sabar mengikuti kemauan pelanggan. "Itu adalah salah satu kunci untuk tetap bertahan berjualan di tempat ini," ungkap Anwar.           

(Bersambung)


0 Response to "Memburu batu hiasan di Rawa Buntu (2)"

Posting Komentar