KONTAN.CO.ID - Boneka dengan pakaian adat dari berbagai provinsi di Indonesia kini menjadi salah satu suvenir incaran para pelancong. Penjualan boneka mungil yang biasanya dikemas dalam paket berisi 34 boneka ini laris manis.
Andrie Rosmalina, pemilik Cika Handycraft asal Sidoarjo, Jawa Timur mengamini kondisi ini. Produksinya selalu habis diserbu wisatawan dari kapal pesiar yang singgah di Pelabuhan Surabaya.
Selain itu, produknya juga banyak dipesan sebagai mahar atau hadiah pernikahan. Korporasi pun juga mengincar boneka ini untuk menjadi suvenir bagi kunjungan internasional.
Dengan beragam pakaian adat Indonesia, boneka mungil setinggi 12 cm ini memang terlihat unik dan apik. Selain dibalut busana daerah, Andrie juga melengkapi aksesori lain. Alhasil, penampilannya mirip dengan penampilan pakem.
Boneka ini masih dibuat secara handmade. Oleh karena itu, pembautan satu boneka membutuhkan waktu tiga hingga tujuh hari. Untuk mengerjakan boneka ini, Andrie dibantu tiga karyawannya.
Dalam sebulan, total produksinya mencapai tiga set boneka atau 102 pasang boneka Barbie berbusana adat. Ia menjual boneka itu mulai dari Rp 95.000 sampai Rp 125.000 per pasang.
Andrie menggunakan kain asli dari berbagai daerah untuk mendandani bonekanya. "Saya beli dari sana agar terlihat sama dengan aslinya," ujarnya.
Selain Andrie, Yuniary DP juga membuat boneka pakaian adat. Pemilik Bunda Collection ini juga masih mengandalkan ketrampilan tangannya untuk menggarap produknya. Alhasil, dalam sebulan, dia hanya membuat dua set boneka adat.
Namun, berbeda dengan Andrie, Yuniary mengambil bahan baku dari Jakarta. Meski begitu, perempuan yang lebih akrab disapa Yuni ini sangat detil menggarap penampilan bonekanya. "Saya selalu usahakan sama dengan pakemnya dan proses finishing selalu saya kerjakan sendiri," katanya. Dalam proses produksi suvenir, ada delapan karyawan yang membantunya.
Untuk harganya, Yuni mematok mulai harga Rp 100.000 sampai Rp 250.000 per pasang. Konsumennya pun tidak hanya datang dari perseorangan alias wisatawan tapi juga banyak dari toko ritel seperti Sarinah dan Mirota. Dia juga sering diminta oleh pemerintah untuk membuat boneka saat dibukanya KBRI baru di suatu negara.
Selain itu, sekolah-sekolah anak usia dini hingga senior pun tidak sedikit yang minta untuk dibuatkan boneka adat sebagai bahan pembelajaran siswa. Dengan boneka proses belajar mengajar akan terlihat lebih menarik serta tidak membosankan.
Mempunyai konsumen dengan lokasi yang jauh dari tempat produksi, Yuni memberikan garansi pada setiap pelanggannya berupa penggantian barang baru bila dalam perjalanan boneka mengalami kerusakan.
Editor: Johana K.
0 Response to "Suvenir boneka adat daerah Indonesia bisa mendunia"
Posting Komentar