Menghirup semerbak wangi peluang budidaya gaharu

KONTAN.CO.ID - Berada di daerah tropis, Indonesia kaya akan flora dan fauna. Sejumlah pohon bisa dikenal sebagai komoditas pengharum alami dan obat-obatan. Salah satunya, pohon gaharu. Pohon yang memiliki kayu berwarna cokelat kehitaman ini punya banyak manfaat, baik daun dan batang kayunya.  

Anton Khattomben, salah satu petani gaharu asal Kabupaten Kampar, Provinsi Riau mengatakan, permintaan bibit gaharu masih terus tinggi sejak lima tahun belakangan. “Masih banyak peminatnya walaupun yang jual bibit gaharu sudah banyak,” tuturnya.

Pria yang membibitkan gaharu sejak sejak 2009 ini menjelaskan jika kayu gaharu banyak dicari karena berkhasiat bagi kesehatan. Selain itu, peluang ekspor minyak gaharu ke Eropa sampai saat ini masih terbuka lebar. “Di Eropa, minyak gaharu biasanya dipakai untuk parfum atau bahan komestik,” ujar Anton.

Ia menjual bibit gaharu secara grosir maupun eceran. Harga grosir Rp 7.000 per batang dengan minimal pembelian 200 bibit. Sedangkan, pembelian satuan harganya Rp 15.000 per batang. Bibit gaharu milik Anton berukuran 50 centimeter (cm).  

Dalam seminggu, Anton bisa menjual 300 bibit gaharu. Sebulan, ia mengirim  kira-kira 1.500–2.500 bibit. "Baru-baru ini, saya dapat orderan 30.000 bibit dari Jawa,” ungkap Anton.

Selain menjual bibit, Anton juga menjual biji gaharu yang dibanderol Rp 1,2 juta per kilogram (kg). Permintaan biji Gaharu juga melimpah. “Saya punya indukan tujuh pohon gaharu, rata-rata usianya sekitar 23–47 tahun. Dari pohon yang sudah tua itu saya dapat bijinya,” kata Anton.

Biji Gaharu dijual cukup tinggi karena bersifat musiman. Dalam dua tahun, musim panen buah gaharu hanya sekali saja, sekitar November hingga Maret. Satu pohon Gaharu bisa menghasilkan sekitar 7 kg biji dalam satu kali musim panen.

Permintaan bibit Gaharu yang melimpah juga diakui oleh Ahmad Rifai, petani Gaharu asal Purwokerto, Jawa Tengah. Ia menjual bibit gaharu super di kisaran Rp 19.000–Rp 34.000 per batang. Minimal pembelian sekitar 500 bibit. Harga bibit tersebut sudah termasuk biaya pengiriman khusus pelanggan di Pulau Jawa. Dalam seminggu, Ahmad bisa menjual sekitar 2.000–3.000 bibit gaharu.

Ahmad mengatakan, pelanggan bibit gaharu super miliknya berasal dari berbagai wilayah di Indonesia, seperti di sekitar Jawa Tengah, Jakarta, Bandung, Jawa Timur, Sumatra, Sulawesi dan Kalimantan. “Belum banyak yang menanam bibit gaharu yang sesuai dengan kebutuhan pasar ekspor Eropa. Kalau bibit gaharu super milik saya ini sudah punya standar ekspor itu,” katanya berpromosi.  


Reporter Elisabeth Adventa
Editor : Johana K.

BUDIDAYA TANAMAN

Berita terbaru Peluang Usaha

0 Response to "Menghirup semerbak wangi peluang budidaya gaharu"

Posting Komentar